Peresmian Lambang MD-PA

Peresmian Lambang Majelis Dakwah Pesantren Attahdzib (MD-PA) Yang diikuti Oleh Santriwan Pesantren Attahdzib Rejoagung Ngoro Jombang

Hari Jadi MD-PA Ke-I

Para Rekda MD-PA Sedang foto bersama pada acara Hari Ulang tahun Majelis Dakwah Pesantren Attahdzib (MD-PA) yang Ke-I

Peserta Lomba Da'i Muda

Para Rekan Da'i Majelis Pesantren Attahdzib sedang Foto Bersama dalam Acara Lomba Da'i Muda di Pesantren Attahdzib Rejoagung Ngoro Jombang

Alllah Akan Mengangkat Orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan Beberapa Derajat (Q.S. Al-Mujadalah : 11)

Our Latest Blog

Senin, 16 Januari 2017

Kudaireng akan Selenggarakan Lomba Festival Dai se-Jawa dan Bali




Tebuireng.org–Setelah sukses mengadakan festival Dai pada tahun lalu, Kudaireng (Kumpulan Dai Tebuireng) kembali akan menggelar lomba Festival Dai se-Jawa dan Bali pada Kamis (26/01/2017) di halaman pesantren Tebuireng.
 
Pendaftaran peserta dibuka sampai tanggal 22 Januari 2017 yang dapat dilakukan di kantor sekretariat pengurus pondok putra Tebuireng atau bisa via telpon/ sms di nomor: 08123211335 (Syamsul Fauzi), 085755556825 (Nur Kholif), 08563074765 (Azmi). Adapun technikal meeting akan dilakukan pada tanggal 22 Januari 2017.
Ketentuan lomba pada lomba kali ini, peserta merupakan delegasi dari pesantren atau sekolah se-Jawa dan Bali dengan usia minimal 13 tahun dan usia maksimal 22 tahun. Selain itu peserta lomba diharuskan membawa teks pidato sendiri yang telah diketik rapi dengan tema bebas untuk babak penyisihan dan untuk Grand Final tema pidato akan ditentukan oleh panitia.
Dalam lomba kali ini akan diambil 6 pemenang dengan hadiah juara I trofi dan uang tunai 2.000.000, juara II trofi dan uang tunai 1500.000, juara III trofi dan uang Tunai 1000.000, harapan I trofi dan uang tunai 700.000, harapan II trofi dan uang tunai 500.000, harapan III trofi dan uang tunai 300.000.
Saat dikonfimasi via Whatsapp, ustadz Ali Musthofa  mengatakan “Festival ini diadakan  dengan tujuan untuk menggali potensi para siswa dan santri, manjalin silaturrahim antar para Dai dan Daiyah, selain itu mensyiarkan  Agama islam.”, ucapnya.
“Kudaireng menyelenggakan Festifal Dai Se-Jawa dan Bali setiap tahun, biasanya bertepatan dengan perayaan Maulid Nabi SAW. Lomba yang akan diselenggarakan Januari tahun depan ini merupakan kali ke-6 dan Alhamdulillah dari tahun ke-tahun pesertanya semakin membludak.”, Tambahnya.

Minggu, 04 Desember 2016

TIGA SYARAT AGAR AMAL IBADAH DITERIMA ALLAH


Pertanyaan:
Apa saja syarat-syarat diterimanya amalan?


Syaikh Muhammad Jamil Zainu rahimahullahu ta’ala menjawab:
Syarat-syarat diterimanya di sisi Allah ada tiga.
Pertama, beriman dan bertauhid kepada Allah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلاً
“Sesungguhnya, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan shalih, untuk merekalah surga-surga Firdaus.” (QS. Al Kahfi: 107)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قُلْ أَمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ
“Katakan, ‘Aku beriman kepada Allah’, kemudian istiqamah-lah.” [HR. Muslim]

Kedua, ikhlas. Yaitu, beramal untuk Allah tanpa riya’[1] dan sum’ah[2]. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصاً لَّهُ الدِّينَ
“Maka, ibadahilah Allah dengan ikhlas untukNya dalam [menjalankan] agama.” (QS. Az Zumar: 2)

Ketiga, sesuai dengan apa yang datang dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا
“Dan apa-apa yang datang kepada kalian dari Rasulullah, maka ambillah. Dan apa-apa yang beliau larang darinya untuk kalian, maka jauhilah.” (QS. Al Hasyr: 7)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَادٌّ
“Siapa saja yang mengerjakan amalan yang tidak kami contohkan, maka amalannya tertolak.” [HR. Muslim]


RUJUKAN: Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu. Hudz ‘Aqidatak min Al Kitab wa As Sunnah Ash Shahihah. TTp: TP. TTh, halaman 9.


[1] Beramal agar dilihat orang [penerj.]
[2] Beramal agar orang-orang membicarakannya [penerj.]

Sabtu, 19 November 2016

Qalbun Salim; Hati Yang Selamat Dari Syubhat Dan Syahwat



Qalbun Salim Hati Yang Selamat Dari Syubhat Dan Syahwat
 
Qalbun Salim; Hati Yang Selamat Dari Syubhat Dan Syahwat

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ  
“(Yaitu) pada hari dimana harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’ara: 88-89)

Tanpa kecuali, semua manusia tengah berjuang untuk bertemu dengan Allah.
“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Rabbmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.” (QS.Al-Insyiqaq: 6)
Semua akan menemui Allah dengan bekal yang telah mereka usahakan di dunia. Meskipun pada akhirnya ada yang keliru membawa bekal. Apa yang dibawanya justru menjadi beban yang menyengsarakan dalam perjalanan dan berubah penderitaan di akhir perjalanan.
Allah menyebutkan, bahwa bekal yang bermanfaat dan akan menyelamatkan manusia ketika bertemu dengan Allah adalah Qalbun Salim, hati yang selamat. Tampaknya, seluruh hal yang diusahakan  manusia menjadi tidak berguna. Termasuk harta dan anak-anak.

Makna Qalbun Salim
Tidak ada yang menyanggah, bahwa unsur paling penting dalam jasad manusia adalah hati. Posisi hati bagi anggota badan yang lain laksana raja bagi rakyatnya, panglima bagi tentaranya, atau mirip pemegang remote control bagi barang elektronik. Segala gerak-gerik dan ucapan dikendalikan oleh hati.
Hati yang mampu mengenali Allah, hati pula yang memilih iradah, kemauan untuk mentaati Allah, sedangkan anggota badan hanyalah sebagai pelengkap dan alat yang membantu keinginan hati. Jika hati baik, jasad akan mengikutinya, dan jika hati rusak, anggota badan lain akan mentaatinya pula. Jika hati selamat, semua akan selamat, jika hati binasa, yang lain turut sengsara.
Lalu, seperti apakah gambaran hati yang selamat, yang mewakili karakter hati yang paling baik itu?
Persepsi sebagian orang, orang yang memiliki hati yang baik itu tidak memiliki musuh, tidak memiliki pantangan, bisa berbaur dengan siapapun, toleran kepada apapun, berkawan dengan kelompok mana pun.
Sebagian lagi menyelisihi syariat yang zhahir, lalu berdalih “Yang penting hatinya baik”. Seperti pernyataan seseorang artis sepulang umrah, ia kembali membuka auratnya, melepas kerudungnya dengan alasan yang penting hatinya berhijab. Ini adalah jawaban yang hanya layak diutarakan oleh orang yang hatinya terhijabi (tertutup) dari kebenaran. Karena bukti kabaikan hatinya adalah tunduk dengan syariat yang dibawa olleh Muhammad yang mengharuskan wanita untuk berhijab dari laki-laki yang bukan mahramnya.
Hati yang selamat, hati yang baik akan tercermin dalam seluruh aktivitas batinnya dan lahir pemiliknya.
Hati yang selamat adalah hati yang selamat dari segala syahwat yang menyelisihi perintah Allah dan larangannya. Hati yang selamat dari syubhat yang menyelisihi khabar-Nya.

Penyakit Syahwat dan Penyakit Syubhat
Semua kesesatan dan maksiat bersumber dari dua penyakit itu. Karena dorongan syahwat, orang yang telah memiliki ilmu tentang yang wajib menjadi enggan untuk melaksanakannya-Nya. Karena syahwat, maksiat dan dosa dilakukan dengan penuh kesadaran. Ia tahu, apa yang diperbuatnya adalah dosa, tapi ajakkan syahwatnya mengalahkan ilmunya. Hingga ketika syahwat berkali-kali menang, ia menjadi raja bagi pemiliknya. Apa yang menjadi pilihannya adalah pilihan syahwatnya, dan apa yang dikerjakannya adalah order dari syahwatnya. Ia jadikan hawa nafsu sebagai tubuhnya.
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesaat berdasarkan ilmunya-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakan tutupan atas penglihatannya.?” (QS. al-Jatziyah: 23)
Malik bin Dinar rahimahullah berkata, “Allah menciptakan malaikat dengan menyertakan akal tanpa syahwat. Allah juga menciptakan binatang  dengan menyertakan syahwat tanpa akal. Lalu Allah menciptakan manusia dengan menyertakan akal dan syahwat. Maka barang siapa yang akalnya mengalahkan syahwatnya, ia lebih mulia dari malaikat, dan barangsiapa yang hawa nafsunya selalu mengalahkan ilmunya, ia lebih hina dari binatang.”
Pemilik Qalbun Salim, hatinya selamat dari penyakit syahwat, jika mencintai, ia mencintai karna Allah, jika ia memberi. Jika ia membenci, membenci karna Allah, jika ia memberi, memberi karena Allah. Jika menolak, ia menolak karena Allah. Tak hanya sampai disitu, ia bersihkan diri dari ketundukan dan berhukum kepada syariat yang dibawa oleh Rasulullah saw.
Adapun penyakit syubhat adalah penyakit yang menimpa pemahaman. Hal itu bisa disebabkan karena keliru dalam memilih sumbernya. Atau dari sumber yang benar, namun salah dalam mengambilnya. Hasil akhirnya adalah keyakinan sesat, pemikiran yang menyimpang dan amalan-amalan yang bernilai bid’ah. Penyakit ini sangat fatal, karena darisinilah penyimpangan bermula, sementara pelakunya menganggap telah berbuat yang paling baik. Allah berfirman,
“Katakanlah, “Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” yaitu orang-orang yang telah sia-sia (sesat) perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS.al-Kahfi: 103-104).
Hati yang selamat akan mengambil dari sumber yang bersih, al-Qur’an dan as Sunnah, serta ijma’ para ulama, lalu mengambil dengan cara yang benar pula. Mereka memahami ayat dan hadits sebagaimana yang dipahami oleh Nabi saw, dan para sahabatnya. Seperti yang diingatkan oleh sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, “Sesungguhnya kalian nanti akan mendapatkan suatu kaum, mereka mengklaim sedang mengajak kalian kepada al-Qur’an, padahal sesungguhnya mereka telah membuangnya dibelakang punggung mereka, maka hindarilah tindakan melampaui batas, berlebih-lebihan, dan perbuatan  bid’ah, hendaknya kalian berpegang kepada pemahaman salaf.” Wallahu a’alam.

Sumber: majalah ar risalah edisi 85

Selasa, 08 Maret 2016

Majelis Dakwah Pesantren Attahdzib

Majelis Dakwah Pesantren Attahdzib (MD-PA) merupakan Organisasi penyambung Misi Perjuangan Pendiri Pesantren Attahdzib dalam membentuk karakter Wali yang Intelek dan Intelek yang Wali dalam mewujudkan Masyarakat sadar kepada Alloh wa Rasulihi SAW.